Minggu, 29 November 2015

REVIEW RING OF FIRE BAB 6 “HIDUP DI ANTARA SUKU KAYU”


Ring Of Fire, buku karya Lawrance blair yang menceritakan perjalanan “Lorne dan Lawrance Blair mejelajahi indonesia demi mendokumentasikan wilayah Cicin Api Pasifik. Tak hanya bertualang, mereka juga membuat dokumenter penjelajahanpaling menawan itu.” (Majalah GATRA)
Kutipan diatas sedikit banyak dapat memberi gambaran tentang kisah – kisah spektakuler yang luar biasa dari buku yang satu ini. Dari 10 bab yang penuh dengan cerita – cerita yang menawan dan menarik hati, saya terpikat degan kisah HIDUP DI ANTARA SUKU KAYU pada bab 6.
Diawal dari kisah perjalanan mereka diceritakan bahwa kepulauan Aru adalah batas paling timur dalam siklus perniagaan muson tradisional masyarakat bugis, sebab di balik Aru terletak Belakang Tanah”Ujung Bumi”
yang gelap dan berbahaya. Banyak orang yang takut untuk mendatangi daratan atau tanah besar Nugini, terlebih daerah
rawa – rawa bakau luas Nuguni Barat yakni tempat berdiamnya suku Asmat yang dahulu dikenal sebagai Kanibal.

Suku Asmat berkebudayaan kayu, dan mereka tinggal muara rawa – rawa aluvial yang luas sekali dan kata buku ini “paling sulit dijelajahi di dunia.”
Seperti yang kita ketahui tentang suku Asmat, buku ini juga mengulas tentang kehidupan suku Asmat sebagai suku Pohon/Kayu, totem dan legenda moyang mereka. Buku ini juga menceritakan dan menjelaskan tetang ukiran tiang –tiang bis spektakuler yang merupakan bagian dari ritual rumit yang pada akhirnya mewajibkan pembunuhan, pemenggalan, dan penyatapan setidaknya satu korban balas dendam dari desa atau kaln lawan.
Buku ini juga mengulas bagaimana suku Asmat menjadi terkenal ke seantero dunia pada 1961 ketika Michael Rockefeller, putra mantan Wakil Presiden AS, lenyap dari pesisir Asmat.
Michael Rockefeller adalah putra zaman baja: pewaris klan paling digdaya di bangsanya, yang bangkit berkat kesuksesan industri minyak dan US Steel. Ia mempelajari Etnologi di Yale dan pada 1961, saat berusia 22 tahun, melakukan perjalanan pertamanya ke Nugini Indonesia (Tanah Papua sekarang) dalam penghimpunan karya seni yang disponsori oleh Museumof Primitve Art di New York. Setelah pejelajahan pertama, penjelajahan kedua menjadi yang kedua dan terakhir baginya, demi koleksi tunggal terbaik seni Asmat di dunia yang sekarang disimpan di Metropolitan Museum Of Art di New York. Cerita dan kronologi Rockefeller coba dihimpun oleh Lawrence dan Lorne dalam Kisah mereka hidup di Antara Suku Kayu dalam buku Ring Of Fire ini.
Hal yang menarik, dari kisah dalam buku ini yakni muatan lansung dari catatan harian Lorne yang menjelaskan secara rinci penulusaran jejak – jejak Rockefeller yang hilang.
Dalam buku ini terungkap bahwa menghilangnya Rockefeller adalah imbas dari patroli pemerintah yang masuk ke daerah Asmat tepatnya di Otjanep. “Pada April 1958 Patroli pemerintah, yang sedang menyelidiki.
laporan – laporan soal pengayauan di pantai Cassuarina, membunuh empat panglima perang di Otjanep. Inilah yang menjadi kemungkinan terbesar penyebab kematian Michael Rockefeller tiga tahun kemudian.”
Dari catatan ini jelas bahwa banyak usaha yang dilakukan pemerintah pada waktu itu untuk mengatasi perang Kayau antara Otjanep dan Omanasep desa tetangganya. Namun disayangkan yang dilakukan itu menjadi sebuah musibah bagi mereka sendiri.
Rockefeller tidak menyadari bahwa utang darah menggunung antara sukuAsmat dan suku kulit putih (Patroli belanda), sehingga tidak dapat memperkirakan bahwa diantara ke-17 tiang yang hendak ia tawar untuk dibawa pulang, ada beberapa yang masih menampung arwah – arwah para panglima perang yang terbunuh oleh belanda dan belum terbalaskan dendamnya. Arwah – arwah yang ada pada bis – bis ini pindah dari tiang – tiang yang telah dibeli tim perancis sebelum mereka, dan beremayam pada tiang –tiang yang hendak dibeli Rockefeller yang baru dipahat oleh masyarakat, menanti masa arwah – arwah ini dilepaskan ke negeri nenek moyang mereka.
Ironisnya, Michael Rockefeller telah membeli dan membayar panjar untuk pertanda ajalnya sendiri. Dari puncak kekayaan di sisi lain dunia, ia terpikat totem – totem Asmat di rawa –rawa Nugini, untuk menjadi satu – satunya korban yang mewakili suku kulit putih dari Kebudayaan Baja agar impas dengan Suku Kayu.
Demikian singkat cerita dari kisah HIDUP DI ANTARA SUKU KAYU pada bab 6 dari Ring of Fire karya Lawrence dan Lorne Blair.

Aktivis GambaR

Sumber gambar Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar