Epistemologi
Kiri
“Entah siapa yang memunculkan pertama
kali istilah “kiri”, namun dalam perjalanannya “kiri” selalu diidentikkan
dengan Komunisme, dan ini merupakan sebuah kesalahpemahaman dan tentu ini adalah
salah kaprah, padahal pemikiran kiri adalah pemikiran dan gerakan social yang
selalu senantiasa identik dengan melawan, mengkritik, dan memang terkadang
nakal untuk menghancurkan segala sesuatu yang bersifat kemapanan”
Berikut akan dikenalkan beberapa Tokoh Penggagas
Gerakan “Kiri”, yang setidaknya lewat teori-teori mereka mampu mempengaruhi
keberadaan dunia dewasa ini.
Selamat Membaca
Bagian I
KARL MARX
Karl Max Lahir pada 5 Mei 1818 di Kota Trier Distrik Moselle
Prussian Rhineland, Jerman, ia adalah
seorang keturunan Yahudi. Dan dalam kehidupannya ia adalah sosok yang kritis,
dimana setelah tamat dari pendidikannya(1841) ia menjadi kepala editor Koran.
Dan karena pendiriannya yang kritis usahanya tersebut ditutup. Tahun 1943 ia
terpaksa meninggalkan Jerman untuk mencari suasana yang lebih liberal yakni
Paris - Perancis. Dengan suasana yang baru tersebut, ia terus mempelajari
pikirannya Hegel, Ludwiq Feuerbach dan Fredrich Engel –yang menginspirasinya–
tetapi tetap mengkritiknya(Karena terlalu idealis),
dengan tetap juga memperlajari situasi Sosial, Ekonomi dan Politik yang nampak bebas
di Paris tersebut.
Tanpa pemikiran Marx, abad 20 (red. sekarang ini) akan
berlangsung berbeda, sebab dari filsafat dogmatis(Hegel, Ludwiq Feuerbach dan
Fredrich Engel) sebelumnya hanya menuntun manusia untuk berpikir tentang dunia,
Karl Max kemudian menggagas teorinya yang tujuannya untuk membentuk manusia
yang bertindak untuk mengubah dunia, yakni Materialisme Dialetik. Dimana ia
menyatakan dunia adalah bentuk nyata dari kehidupan. Segala sesuatu harus dapat
dijelaskan dalam kerangka benda sebagai satu-satunya yang nyata. Penjelasan
atas kenyataan obyektif, melalui paradigma dialektis tersebut -diakui atau
tidak- menjadi titik awal kebangkitan ilmu-ilmu modern, yakni lewat teorinya
tersebut banyak membawa perubahan dalam berbagai ilmu pengetahuan, baik dalam
bidang ekonomi, social politik dan budaya.
Namun dalam
perjalanannya kesalahpahaman dalam memahami teori Karl Max menyebabkan pemikirannya
dianggap sebagai hantu yang menakutkan bagi semua orang, bahkan dalam
perjalanan kesalahpahaman tersebut Karl Max sendiri mengakuinya bahwa “Sepanjang yang saya tahu, saya bukan
seorang Marxis”. Kesalahpaman dan juga kesalahan dari pendekatan
tersebut(Materialisme-Dialektika), membuat banyak kritikan yang muncul atas
teori ini sebab terjadi pemutusan hubungan antara manusia dengan Tuhan(kekuatan
diluar kategori dunia empiris). *Raelia
Pustaka :
a.
Listiyono,
dkk, 2015, ”Epistemologi Kiri”, AR-RUZZ
Media, Jakarta.
b. Frans Magnis Suseno, 2001 ,“Karl Max”, Gramedia, Jakarta.
To be continue ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar