Jujur, aku tak memiliki latar belakang pendidikan
yang sesuai untuk menulis hal ini.Tapi kuberanikan diri saja, untuk menulis hal
ini. Dengan harapan ada kritik untutk menyempurnakan tulisan ini. Atau sebaliknya
menelanjanginya.
Banyak pengertian yang
menyatakan bahwa Negara yang ekonominya kuat, akan menjadikan rakyatnya sejahtera.
Secara teori mau pun praktek pengertian ini benar.Tetapi yang perlu di ingat bahwa, bidang ilmu tersebut tidak berdiri sendiri dalam
mensejahterakan rakyat di suatu Negara. Tapi ada ilmu lain yang menjadi tiang penyangga
bagi ilmu tersebut. diantaranya ialah ilmu politik dan ketatanegaraan.
Satu Negara. sederhananya
seperti satu keluarga didalam sebuah bangunan rumah.
Ini adalah contoh yang tak
lazim lagi dikalangan masyarakat. Sehingga mustail apa bila tak dipahami oleh kaum
intelek.
Dalam satu keluarga ada
bapak, ibu dan anak-anak yang hidup didalam bangunan yang disebut rumah.
Pekerjaan Ibu adalah ibu rumah tangga,
walau ia seorang presiden pun, tugas mulianya ialah mengatur ekonomi rumah
tangga keluarga, serta mengurus keluarga. Bapak sebagai kepala keluarag mencari
uang untuk menghidupi keluarga, yang terdiri dari bapa, mama dan anak-anak di
dalam rumah.
Agar keluarga sejahtera
maka, bapak harus bekerja mencari uang untuk ibu membeli makanan bagi keluarga
serta kebutuhan keluarga lainya. Namun tidak bisa dipugkiri bahwa, walau
ekonomi keluarga sekuat apapun, apabila relasi didalam keluarga, antara bapa
dan mama atau antara anak dan orang tua tidak harmonis maka, yang ada bukanlah
kesejahteraan. Tetapi yang ada hanyala keluarga broken home.
Selain dari pada pentingnya
relasi didalam keluarga. Bangunan rumah juga sangatlah penting. Bahkan lebih
penting dari ekonomi keluarga yang kuat.
Mengapa bangunan rumah
dan relasi didalam keluarga lebih penting dan harus didahulukan ? jawaban
sederhananya ialah; bagaimana mungkin keluarga didalam rumah bisa hidup damai
dan sejahtera jika, atap bangunan rumah terus dilempar dari luar paga rumah
dengan batu kerikil hingga peyot, bahkan bocor. Serta dinding bangunan dan
tiang bangunan terus dimakan rayap rumah tangga hingga lapuk. Sampai-sampai
angin sepoi-sepoi saja dapat merubuhkan bangunan rumah, karena telah lapuk
dimakan rayap rumah tangga.
Jika hal itu terjadi, siapa
yang akan keluar untuk menegur sang pelempar rumah dan juga membersihkan rayap
rumah tangga yang memakan dinding bangunan dan tiang bangunan. Sementara relasi
didalam keluarga tidak harmonis, bahkan lemparan batu kerikil dari luar rumah
yang mengakibatkan peyot dan bocornya atap rumah adalah sikap protes dari
tetangga akibat pengaduan dari salah satu anggota keluarga didalam rumah.
Dari perumpamaan diatas
dapat disimpulkan bahwa, agar sejahtera. bangunan rumah dan relasi antara bapa dan
mama, serta anak dan orang tua sangat menentukan. Bukan ekonomi yang kuat.
Keluarga yang ekonominya kuat adalah keluarga yang kaya, namun apa bila relasi
didalam keluarga tidak harmonis dan atap rumah serta dinding bangunan rumah
serta tiang bangunan rumah terus dimakan rayap rumah tangga maka, yang ada
bukanlah kesejahteraan. Tatapi keluarga yang akan tercerai-berai.
Gambaran / perumpamaan
sederhana diatas kiranya, mau menjadi nasehat bagi pemerinta dan Negara Indonesia
untuk tidak membuka diri dulu bagi ekonomi global. Walau memang Indonesia tidak
bisa mengisolasi diri dari ekonomi global. Tetapi sebagai bangsa yang merdeka dan
berdaulat sendiri diatas tanah tumpa daranya. Indonesia seharusnya, konsen dulu
terhadap negaranya yang lagi diserang oleh Negara-negara luar, akibat
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Negara ini sendiri terhadap rakyatnya.
Serta ancaman laten buat Negara, yakni; paham komunis dan juga isu pemisahan
diri dari Negara. Contohnya; GAM, RMS dan West Papua dll.
Untuk menguatkan
ekonomi Indonesia secara nasional, agar rakyatnya sejahtera pula. Mestinya Indonesia
tidak harus membuka diri bagi ekonomi global, mengingat konsep ini belumlah
final untuk diterima oleh Negara-negara
lain. Konsep global adalah konsep yang hanyala ditawarkan oleh individu-individu
manusia yang hendak menguasai dunia, guna memuluskan konsep tatanan dunia baru.
Individu-individu tersebut ialah para bankir-bankir dunia, yahudi sekuler yang
bersembunyi dibalik topeng agama. Tapi kita tidak akan membahas hal ini dalam
tulisan ini.
Balik lagi ke masalah
Indonesia. Indonesia mempunyai hak untuk membangun dan menguatkan ekonominya
sendiri dengan cara menasionalisasi asset asing yang lagi beroperasi di
Indonesia. Mengingat keadaan Indonesia yang bila mana kita hendak berkata
jujur, keadaan Indonesia sama seperti perumpamaan diatas, broken home dan akan tercerai berai. Karane relasi antara pemerinta
Jakarta dan beberapa propinsi di Negara ini tidak harmonis. Serta sedang
menghadapi masala laten, pemisahan diri dari Negara dan perang Ideologi. Serta
juga ekonominya lagi terpuruk dan sangat memprihatinkan. Hal ini berdampak dari
perusahan-perusahan asing yang serakah, dalam beropersi di Indonesia. Contohnya
PT.Freeport Indonesia.
Nasib Indonesia secara
ekonomi dan juga relasi antara rakyatnya dan penguasa, lagi tidak harmonis.
Karena berbagai masala didalam Negara. Namun mengapa ? seorang Jokowi yang
terpilih secara demokrasi oleh rakyat Indonesi untuk menjadi presiden, tidak
memikirkan nasib rakyatnya yang hidup didalam bangunan yang atapnya bocor,
dilempar batu kerikil dari luar rumah dan dinding bangunan serta tiang bangunan
yang dimakan rayap ideology, mau mengambil langka penguatan ekonomi negara
dengan menjadikan Indonesia sebagai koki (juru masak) bagi Negara-negara asing.
Sungguh revolusi mental yang tidak memikirkan mental rakyatnya, yang relasi
kehidupan berbangsa dan bernegara didalam bingkai NKRI harga mati, yang harga
matinya terbukti telah bangkit dari mati dan menjadi harga yang hidup lagi,
bisa sejahtera. Sungguh sangat mustail.
Selayaknya sebagai
presiden yang dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia sendiri, juga
secara demokrasi tanpa bantuan asing. Seharusnya memikirkan nasib Negara dan rakyat
Indonesia terlebih dahulu sebelum memikirkan masyarakat secara global yang
belum tentu memikirkan rakyat Indonesia. Jangan hanya melakukan politik
pencitraan demi melanggengkan kekuasaan. Sementara rakyat menderita.
Dengan menggunakan
kedaulatan Negara yang adalah rakyat Indonesia sendiri. Jokowi bisa mengisolasi
diri sejenak dari konsep ekonomi global dan menasionalisasi asset Indonesia
tanpa harus takut kepada Intervensi Negara industry atau Negara-negara
pengendali ekonomi dunia. Mengingat ekonomi Indonesia masuk tahap sangat
memprihatinkan, menurut ketua dewan kehormatan Partai Amant Nasional (PAN) yang
juga adalah pendiri partai berlambang matahari itu, dalam pertemuan yang
digelar para petiggi koalisi merah putih (KMP) di bakrie tower, kuningan Jakarta
selatan, rabu (20/10/2015)
Ditambahkan lagi oleh
Amien Rais, kalau Indonesia sedang berada didalam perangkap ekonomi antara Cina
dan Amerika Serikat, dan juga masuk dalam lingkaran Trans Pacific Partnership
(TPP) yang digawangi, Amerika Serikat yang adalah Negara kapitalis raksasa di
dunia.
Amien Rais, yang juga perna
hadir di acara Kickendy, dan mengatakan konsennya belakangan ini ialah, ia “Amien
Rais” lagi konsen terhadap satu pulau besar di Indonesia bagian timur yang
sebentar lagi terlepas “Merdeka” dari Indonesia, karena masalah pelanggaran HAM
terhadap orang Papua yang dilakukan oleh Negara belum tuntas satu, dibuat lagi
3, bahkan bisa 5 masala HAM dari Negara kepada orang Papua.
“saya belakangan ini,
lagi konsen terhadap satu pulau besar di Indonesia bagian timur yang sebentar
lagi akan terlepas dari Negara Indonesia. Karena masalah pelanggaran HAM
terhadap orang Papua yang dilakukan oleh Negara masih terus terjadi, bahkan
satu kasus belum diselesaikan. 3 sampai 5 kasus pelanggaran HAM kepada orang
Papua dibuat lagi. Dan itu dibuat oleh Negara, lewat TNI/POLRI yang bertugas di
Papua. Hal ini yang membuat saya tidak muncul lagi dipublik belakangan ini.”
Demikian ungkap Amien Rais, bapak Revormasi Indonesia. Dengan nada serius
ketika di tanya pembawa acara kickendy, Andy Noya.
Ekonomi anjlok, Negara
terus disorot masyarakat Internasional dan juga diserang rayap ideology yang
adalah masala laten Indonesia. Eehhhh, malah bapak negaranya lagi selingku
dengan ibu rumah tangga Negara lain, demi meningkatkan ekonomi Negara
selingkuhannya. Hemmm, tapi anehnya lagi, anak-anaknya mendukung bapaknya
selingkuh. Hehehehe,,, demikian dinamika Negara Indonesia dan Rakyatnya,
hari-hari ini menjelang masa-masa menuju ekonomi global. semoga bermanfaat.
Oleh. Pilipus Robaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar