“MARI JAGA KEUTUHAN
DAN KEDAULATAN MULAI DARI PAPUA TERCINTA”
“DIRGAHAYU SUMPA
PEMUDA KE-87 TAHUN 2015”
Ungkapan-ungkapan diatas tertulis
didalam baliho berukuran panjang dua badan jalan raya dan tingginya setengah
dari panjangnya. Ungkapan yang dibuat oleh
Kepolisian Republik Indonesi (Bid.humas Polda Papua) dan Kreasi anak-anak
baliem dalam rangka dirgahayu sumpa pemuda Indonesia ke 87 tahun. Baliho
berlatar para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan para pemuda Papua berbusana
adat Papua berdiri memegang bendera dua warna “merah-putih” , baliho yang
menimbulkan kembali pertanyaan “siapa pemuda Papua yang hadir di kongres pemuda
Indonesia pertama, 28 oktober 1928 yang menghasilkan, hasil yang kini dijadikan
sebagai butir-butir dalam sumpah pemuda dan juga tanggalnya dijadikan sebagai
tanggal untuk memperingati perjuangan
pemuda Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sehingga momen
peringatan hari sumpa pemuda ini, pemuda Papua dipaksakan untuk menjaga
keutuhan dan kedaulatan bangsa Indonesia yang
tidak dicintai semenjak lahir dengan kata-kata seperti seorang pengemis
cinta dan kasih sayang. Pertanyaan yang sampai sekarang ini belum dapat dijawab
dengan menyertakan bukti dokumentasi konggres pemuda Indonesia pertama, guna
menjawab pertanyaan yang telah menjadi pertanyaan umum bagi pemuda/i Papua yang
membenci Indonesia berdasarkan ungkapan yang terdapat dibaliho yang dipasang
pada tiang reklame di depan bank mandiri
cabang abepura. Ungkapan yang juga
menimbulkan pertanyaan baru. Siapa pemuda Papua yang benar-benar mencintai
NKRI. Apakah pemuda-pemuda yang mencintai NKRI adalah pemuda-pemuda SMA yang
masih polos hatinya dan juga pemuda-pemuda munafik yang berbusana adat yang gambar mereka dicetak dalam baliho
tersebut. Jawaban yang benar dan tepat dari
pertanyaantersebut hanyalah kabid humas polda Papua dan kreasi anak-anak baliem
yang tahu. Tetapi kalau jawaban berdasarkan realita hari ini, kami juga tahu. hehehe
Jawaban, siapa pemuda Papua yang
benar-benar mencintai NKRI berdasarkan realita hari ini, tidak susah untuk
ditemukan. Untuk menemukan pemuda Papua yang mencinta NKRI, kita bisa temukan
digedung-gedung parlemen dan organisasi-organisasi kepemudaan.
Untuk mengetahui siapa pemuda
Papua di gedung parlemen yang mencintai NKRI. Cukup dengan melihat bagaimana
mereka berbicara dengan menggunakan jabatan mereka sebagai anggota parlemen,
mengingat arti kata dasar dari parlemen yaitu parle yang artinya berbicara atau
bersuara. Berbicara untuk siapa ? bersuara untuk siapa ? yang pastinya harus untuk
rakyat, karena rakyatlah yang tela menjadikan mereka sebagai seorang anggota
parlemen, bukan harus bersuara atau berbicara berdasarkan dari mana mereka diberi
uang. Atau beragumen dengan alasan tugas-tugas komisi di gedung parlemen telah
ada, seperti yang telah terjadi sekarang ini. Contohnya; pada tanggal 8 desember 2014, 8 orang pemuda
paniai ditembak mati oleh aparat keamanan NKRI (TNI/POLRI) yang bertugas di
paniai, peristiwa yang membuat Papua berduka cita ini, hanya disuarakan oleh
satu orang pemuda Papua yang ada di gedung parlemen, yakni Laurens Kadepa.
Sementara pemuda Papua yang lainya, seperti Yan P Mandenas, Jack Komboy, Ruben
Magai dan Tanius Komba dll. Diam membisu karena mencintai NKRI. kecintaan
mereka “takut kritik NKRI” ini dijaga dengan alasan sudah ada tugas komisi.
Mereka lupa kalau rakyat memilih mereka untuk menjadi anggota parlemen titik,
bukan anggota komisi.
Sementara untuk mengetahui
organisasi-organisasi pemuda di Papua yang mencitai NKRI, tidaklah susah.
Bahkan lebih mudah dari mencari anak-anak ibu pertiwi di gedung-gedung parlemen, karena organisasi-organisasi ini
berjuang mencari pemuda dan pemudi asli Papua untuk dijadikan anak-anak dari ibu pertiwi, secara
terang-terangan dengan bantuan dana dari sala satu anak kandung ibu pertiwi
yang bermarkas di RINDAM XVII Cendrawasih. Organisasi-organisasi yang di
sebutkan ini belum tentu benar semua mencintai NKRI. tetapi diantara Organisasi-organisasi
pemuda tersebut seperti; GAMKI,PMKRI,PMKI, GEMAPI dll. Ada satu yang
benar-benar sangat mencintai NKRI. organisasi tersebut ialah GEMAPI (Gerakan
Mahasiswa Papua Indonesia). Organisasi berlambang tiga bintang diatas Pulai Papua berwana hijau
dan berlatar merah ini dikomandoi oleh
“sang jendral” Habelino Sawaki, SH, M.Si. Pemuda asli Papua asal Kabupaten
Waropen yang juga menyebut dirinya dalam
bahasa waropen “Sera Dora” yang artinya (Raja Langit)
Itulah hemat kami terkait
segelintir pemuda Papua yang menurut kami mencinti NKRI dan berkomitmen untuk
menjaga kedaulatan NKRI diatas tanah Papua dengan kampanye damai. Kampanye imprealisme dan kolonialisme, demi sesuap nasi.
Oleh. GempaR-Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar